Tuesday, December 30, 2014

 ZIKIR MAKRIFAT PARA AHLI TAREKAT Bagaimana cara berdzikir kepada Allah SWT sehingga kita siap untuk bertemu dengan-NYA?Dzikir adalah sebuah aktivitas yang kaya akan aspek esoteris. Ia adalah bagian laku yang harus ada dalam sebuah perjalanan suluk menempuh jalan ruhani untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Semesta Alam. Dalam prakteknya, berdzikir harus mengikuti aturan-aturan dan adab tertentu sesuai dengan cara yang dituntunkan oleh para guru spiritual sepanjang masa.Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan adab berzikir dan tata cara zikir dengan harapan agar kita mendapatkan pengetahuan bagaimana berdzikir yang khusyuk agar kita bisa bertemu Allah SWT. 1. Membaca lafaz LA ILAHA ILLA ALLAH. Artinya: Tiada Tuhan selain Allah. Zikir ini disebut zikir NAFI ISBAT. Paling tidak dibaca 100 kali setiap hari terutama dibaca setelah sholat fardhu. Khususnya setelah Maghrib, Isya dan setelah sholat subuh. Lafaz ILLA ALLAH ini disebut Isbat yang artinya pengecualian atas segala sesembahan kecuali hanya Allah SWT. 2. Membaca lafaz ALLAHU. Zikir ini disebut ISMU AL-ASMA, dibaca sebanyak 33 kali sehabis sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya. 3. Membaca lafaz zikir HUWA ALLAH. Zikir inilah yang disebut sebagai zikir GHAIB AL ISMI. Zikir ini dibaca setiap hari sebanyak 33 kali, setelah sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya. 4. Membaca zikir HUWA, HUWA. Zikir ini disebut sebagai zikir GHAIB AL GHAIB. Zikir ini dibaca sebanyak 34 kali setelah sholat fardhu, sehingga jumlahnya (total item 2,3,4) sebanyak 100 kali.Adapun gerakan dalam melafazkan zikir NAFI ISBAT tersebut haruslah mengikuti aturan sebagai berikut: 1. Ketika membaca lafaz LA, maka dengan gerakan kepala, lafaz LA tersebut dimulai dari bahu kiri menuju ke bawah ke arah perut, kemudian diputarkan mengelilingi tali pusat lalu diteruskan ke arah atas menuju bahu kanan; 2. Pada waktu berada di bahu kanan itulah lafaz ILAHA diucapan sambil kepalanya dimiringkan ke arah belikat kanannya; 3. Sambil kepala ditekan ke arah hati sanubarinya, lafaz ILA ALLAH diucapkan dengan penekanan pada sudut kiri bawah dada. TIGA TAHAP BERDZIKIR Ada tiga tahap adab berdzikir. Pertama, ada lima perkara sebelum berdzikir. Kedua, dua belas perkara pada saat mengerjakan zikir dan ketiga, ada tiga perkara setelah berdzikir.Lima perkara yang harus dilakukan sebelum berdzikir adalah sebagai berikut: 1. Bertaubat kepada Allah SWT 2. Mandi atau mengambil air wudhu 3. Diam sambil mengkonsentrasikan diri pada zikir dengan mengikhlaskan hati sebelum berdzikir 4. Hatinya meminta tolong ( bertawasul) kepada para wali-wali Allah 5. Hatinya meminta tolong ( bertawasul) kepada Nabi Muhammad SAW , Sedangkan dua belas perkara saat berzikir adalah sebagaoi berikut: 1. Duduk bersila di tempat yang suci 2. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha 3. Membuat bau harum di tempat zikir 4. Memakai pakaian yang halal dan pakai wangi-wangian 5. Pilih tempat yang tenang dan sunyi 6. Pejamkan mata 7. Bayangkan wajah wali Allah di antara kedua mata agak maju ke depan 8. Tetap istiqomah baik dalam keadaan ada orang maupun sepi 9. Tulus ikhlas hatinya saat berdzikir 10. Dzikir utama adalah LA ILAHA ILLA ALLAH 11. Berusaha menghadirkan ALLAH SWT dalam setiap mengucapkan dzikir LA ILAHA ILLA ALLAH 12. Meniadakan wujud lain selain Allah. Sedangkan tiga macam adab lainnya setelah selesai berdzikir adalah: 1. Diam sejenak sesaat setelah usai melakukan dzikir dan tetap diam di tempat 2. Mengatur dan mengembalikan nafas seperti semula 3. Menahan diri untuk minum airSangat dianjurkan untuk melakukan pemutihan diri dari semua amalan negatif sebelum menjalankan ritual dzikir. Caranya adalah menjalankan PUASA selama 7 hari. Usai menjalankan puasa baru kemudian menjalankan amalan zikir rutin. Bagi para pejalan spiritual yang ingin lebih mendalami laku suluknya, maka disarankan untuk melakukan dzikir dengan cara: 1. BERTAPA (Uzlah). Ini adalah syarat agar laku suluk kita semakin bagus. Uzlah adalah mengasingkan diri untuk sementara waktu dari keramaian dan dari pergaulan sehari-hari. Ini biasa dilakukan oleh murid-murid tarekat di masa silam. Bila anda berkesempatan untuk uzlah, silahkan pergi ke gunung atau hutan dan carilah sebuah gua. Siapkan bekal makan dan minum yang cukup untuk sekian lama Anda inginkan. Pedoman selesainya uzlah adalah KEMANTAPAN HATI setelah bertemu dengan apa yang dicari. Namun kini, uzlah dianggap terlalu berat sehingga sebagai penggantinya adalah menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan maksiyat dan terlarang syariat. 2. NGAWULO (Mengabdi). Mengabdi pada “sang guru” selama berbulan-bulan atau mungkin juga hingga bertahun-tahun. Dalam konteks sekarang, cukup kita mengabdi kepada instruksi-instruksi yang diyakini benar dan tawadhu’ (merendahkan diri) untuk tidak mengaku dirinya paling benar dibanding diri yang lain. 3. AMAL SHOLDAQOH. Mengadakan amal shodaqoh dan infaq sesuai dengan kemampuan. Ini sebuah bentuk pengorbanan dan kerelaan melepaskan apa yang dimiliki karena sesungguhnya kita hakekatnya tidak memiliki apa-apa. Hanya DIA yang Maha Memiliki.Dalam keadaan bersih lahir batin dan untuk sementara mengosongkan diri dari pengaruh duniawi itulah kita menghadap Sang Khalik Yang Maha Suci. Saat bersuluk ini, kita diharapkan untuk selalu menjauhi pikiran kotor dan suci dari batin yang penuh prasangka negatif (suudzon) dan menggantinya dengan prasangka baik (husnudzan) kepada Allah dan kita yakin bahwa hanya DIA-lah sebaik-baiknya tempat bergantung. HASBUNA ALLAH WA NI’MAL WAKIL, NI’MAL MAULA WA NI’MA N-NASIR (Cukuplah Allah sebagai tempat bersandar bagi kami dan Dialah tempat memohon pertolongan manusia).Apa yang akan terjadi bila kita sudah melengkapi laku suluk mulai Dzikir dan Uzlah secara lengkap? Silahkan ditunggu kejadian-kejadian gaib luar biasa yang akan merubah hidup Anda selamanya. Salam. ILMU TAUHID Kita bergantung kepada Allah secara mutlak tanpa ada sedikitpun rasa syak wasangka dan was-was terhadap AllahArtinya : Kita bertauhid kepada Zat, Pada Sifat, Pada Asma’ dan pada Af’al Allah SemataTauhid pada Zat ialah :Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang memerintah alam maya ini (dunia dan isinya) dan tidak menyekutukan- Nya dengan yang lainKepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109) Tauhid pada Sifat ialah :Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala sesuatu kecuali dengan izin AllahArtinya : kita menafikan diri jahir kita dan mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semataTauhid pada Asma’ ialah :Kita memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah dimanapun kita berada disitu ada Allah.Tauhid pada Af’al ialah :Kelakuan kita adalah kelakuan Allah SWT semata.Artinya : kita menafikan kelakuan diri jahir kita dengan mengisbatkan diri bathin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata. 1. Suhudul Kasra fil wahdaArtinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang satu 2. Suhudul wahda fil KasraArtinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang banyak Ma’rifatullah ialah Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada Asma’-Nya dan pada Af’al-Nya. 1.AWALUDIN MA’RIFATULLAHAWAL AGAMA MENGENAL ALLAH 2.LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH TIDAK SYAH SHOLAT TANPA MENGENAL ALLAH 3.MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA 4.ALASTUBIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHIDENA BUKANKAH AKU INI TUHANMU ? BETUL ENGKAU TUHAN KAMI, KAMI MENJADI SAKSI (Q.S AL-‘ARAF 172) 5.AL INSAANU SIRRI WA ANNA SIRRUHU MANUSIA ITU RAHASIAKU DAN AKULAH RAHASIANYA 6.WAFI AMFUSIKUM AFALA TUB SIRUUN AKU ADA DI DALAM JIWAMU MENGAPA KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN 7.WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZAKU LEBIH DEKAT DARI URAT NADI LEHERMU 8.LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAHAKU TIDAK AKAN MENYEMBAH ALLAH BILA AKU TIDAK MELIHATNYA LEBIH DAHULU HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH Pada alam Raibul Ruyub yaitu dalam keadaan antah berantah pada zat semata-mata yaitu pada belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-NyaLantas ditajali-Nya-lah Nur Allah dan kemudian ditajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada peringkat ini dinamakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.Lantas ditanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu? Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Araf 172.Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini dilaksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya : “Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada mereka lalu merekapun mengenal diriku.Apa yang dimaksud dengan makhluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan dari pada Nur Muhammad. Tuhan yang empunya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri, maka diri rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia atau rohani.Firman Allah dalam hadits qudsi : Al-Insaanu Sirri wa Ana SirruhuArtinya : Manusia itu adalah Rahasiku dan akulah yang menjadi rahasianya.Jadi yang dinamakan manusia itu ialah : karena Ia mengandung RahasiaDengan perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Yaitu Tatkala berpisah Roh dengan jasad.Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 58 sbb:Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam hadits qudsi : Man arafa nafsahu, paqat arafa rabbahu.Artinya : barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal TuhannyaDalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan rahasia-Nya itu kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya. Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72.Inna ‘araf nal amanata, alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah milnaha wa as fakna minha, wahama lahal insannu. Artinya : sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan memikulnya dan mereasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang empunya RahasiaSetelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri bathin/Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri, diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekade ke satu dekade, dari satu generasi ke generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia dikumpulkan kembali.Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun. Artinya : kita berasal dari Allah , kembali kepada Allah.Ilmu Qalam ialah ilmu yang paling rendah tingkatannya yaitu Dunia. Namun demikian dengan ilmu ini manusia sudah sampai pergi ke bulan.Ilmu ghaib ialah ilmu yang diterima manusia melalui jalan laduni yaitu dengan petunjuk guru ghaib yang mursyid. Melalui 5 cara : 1.Nur yaitu petunjuk ghaib yang diterima melalui mimpi-mimpi yang bisa diterjemahkan oleh guru ghaib. 2.Tajali yaitu ilmu ghaib yang diterima melalui penjelmaan buah pikiran dari pada perasaan zuk semasa mereka menjalani latihan tarekat tasauf, sehingga muncul dari akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya.Misalnya : terbacalah olehnya sepotong do’a sedangkan do’a tersebut belum pernah di bacanya atau diketahuinya. 1.Cara Sir ialah : suatu jalan penyampaian ilmu ghaib secara rahasia, ia hanya dapat dirasakan dan didengar oleh seseorang itu secara mutlak dimana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya. Suara tersebut akan memberi tahu sesuatu dan mengajarkan ilmu ghaib dengan terang dan jelas berupa bisikan dan disertai dengan satu kelejatan yang sulit untuk diceritakan 2.Cara Sirusir ialah suatu cara penyampaian ilmu dengan cara rahasia . seseorang yang menerima ilmu ghaib dengan cara ini mereka dapat melihat dengan mata basir dan mendengar dengan telinga bathin. 3.Cara Tawasul ialah penjelmaan seorang guru atau wali-wali Allah yang Ghaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalankan ilmu tasauf, mereka ketemu dalam keadaan nyata (hidup) bukan dalam mimpi, dia datang sama seperti kedatangan tamu biasa atau kawan kita. Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa dilihat oleh orang ramai, bila kebetulan penjelmaan itu terdapat banyak orang.Perlu diingat kedatangan mereka merupakan suatu penghormatan yang besar kepada Ahli tasauf atau murid yang sedang mendalami ilmu tasauf. Bagi mereka yang dapat menguasai dan mengalami sendiri ilmu ini maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh alam maya. Mereka diberi peluang untuk menjelajahi alam lain termasuk alam barzah, syurga dan neraka, arash dan qursyi Allah SWT,. Bagi mereka yang sudah sampai keperingkat ini jiwanya akan tenang disamping tuhannya, semasa hidupnya didunia ini dan juga dalam akhirat nanti, mereka adalah termasuk dikalangan manusia yang baik dan beruntung.Ilmu Syahadah ialah merupakan Martabat ilmu yang tertinggi, karena ilmu ini Tuhan sendiri yang akan mengajarkan kepada manusiaManusia diajarkan untuk mengenali dirinya (jasmani) dan diri bathinnya (rohani). Hanya orang yang mempunyai maratabat tinggi disisi Allah yang dapat menguasai ilmu ini. Ilmu ini. Ilmu ini sangat luar biasa karena hanya dimiliki oleh para rasul, Nabi dan wali-wali Allah yang teragung. Maka beruntunglah manusia yang termasuk wali-wali Allah.…….. Man Arafa Nafsahu, Fakat Arafa Rabbahu……(“Barang Siapa Mengenal Dirinya Maka IA akan Mengenal Tuhan-nya”)Nyawa : 1.Nafas ; Berada dimulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia 2.Ampas ; Berada dihidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia 3.Tanapas ; Berada ditengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri 4.Nupus ; Berada dijantung yaitu keadaan kedalam jua, tidak keluar tidak kekanan, maupun kekiri, keatas maupun kebawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.Hidup Nafas Karena Ampas Hidup Ampas Karena TanapasHidup Tanapas Karena NupusHidup Nupus Dengan Rahasia Dan Rahasia Itu Adalah Diri Rahasia Allah SWT, Yaitu Diri Bathin Manusiaorang yang sakti belum tentu dekat dengan allah,tapi orang yang dekat dengan allah pasti sakti. orang cerdas memiliki rencana jangka panjang maupun jangka pendek rencana jangka pendek : memiliki ilmu gaib agar nyaman dan aman beribadah kepada allah selama hidup didunia rencana jangka panjang : memiliki amal ibadah yang banyak dan berbobot tuk bekal bertemu allah dan kengerian hari kiamat.
 ZIKIR ZIKIR (1) part 1 أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله  ZIKIR (1) Sebagaimana yang pernah diterangkan pada uraian-uraian sebelumnya, bahwa setiap orang yang hendak menyucikan dirinya dengan Allah s.w.t, ber-ke-WAJIB-an meng-amal-kan segala petuah-petuah yang diberikan oleh gurunya di samping berzikir dengan Allah s.w.t. karena dengan berzikir saja-lah maka hakiki dari ke-kotor-an hati dapat disucikan, dan perlu diketahui bahwatiada jalan lain untuk mengembalikan Diri Rahasia Allah s.w.t. kepada ZatulHaq melainkan dengan cara menyucikan hatinya. Kesucian hati dapat diukur berdasarkan tahap kesucian gumpalan darah kotor yang ada di bagian bawah jantung seseorang, yang selama ini menyelebungi lampu Makrifat. Dengan men-dapat-kan Nur Qalbu, maka manusia tersebut akan mem-dapat-kan hidayah dari Allah s.w.t. seperti sabda Rasulullah s.a.w.: KALBU MUKMININ BAITULLAH Artinya : Sesungguhnya hati orang mukmin itu adalah istana Allah Apakah Hakekat daripada ZIKIR? Sesungguhnya ZIKIR pada pandangan SYAREAT adalahmengingati Allah s.w.t. dengan melafazkan Asma’ Allah s.w.t. yaitu apa yang ada dibibir sama dengan yang ada didalam hati.Namun begitu didalam bab ini saya akan membawa saudara-saudara sekalian kepada penafsiran TASAUF. Adapun penafsiran ZIKIR pada pandangan TASAUF boleh di-tafsir-kan bahwa : zikir adalah satu seruan kepada semua anggota zahir dengan tujuan untuk membersihkan hati dalam usaha-nya untuk mengembalikan Diri Rahasia kepada tuan Empunya Diri, ini berlandaskan firman Allah s.w.t. di dalam Al QuranSurah Ar Ra’du ayat 28 Illa bizikrullahi baianul qulub Artinya : Dengan ber-zikir  kepada Allah s.w.t.-Lah dapat membersihkan hati. Adapun zikir yang biasa diamalkan orang-orang Hakekat dan Makrifat adalah zikir Af’al, zikir Asma’, zikir Sifat dan zikir Zat.Ber-awal Zikir AF’AL adalah dengan me-lafaz-kan kalimat Syahadat Tauhid yaitu LAILLAHAILLALLAH, zikir ini merupakan zikir awal yang biasa diamalkan oleh orang-orang kumpulan SYAREAT,. Zikir ini juga sering disebut sebagai zikir nafi dan Isbab dimana si pengamal zikir ini akan me-nafi-kan segala hak pada dirinya dan segala Af’al pada dirinya dengan meng-isbab-kan segalanya kepada hak Allah s.w.t. semata, disamping dia juga menafikan ke-wujud-an dirinya kepada ke-wujud-an Allah s.w.t. semata-mata.Sedangkan Zikir ASMA itu adalah dengan cara me-lafaz-kan zikir keluar nafas yaitu : ALLAH, zikir ini biasanya diamalkan oleh kumpulan TAREKAT. Dimana pengamal-pengamalnya terus menerus menafikan diri zahirnya dan terus mengisbabkan kepada diri batinnya semata-mata yaitu ALLAH.Jika pada zikir SYAREAT yaitu LAILLAHAILLALLAH masih men-yata-kan Nafi dan Isbab dengan melafazkan kalimah           LAILLAHAILLALLAH dengan lidah dan hatinya secara berulang-ulang melafazkan kalimah penyaksian. LAILLAHAILLALLAHTiada yang nyata hanya Allah s.w.t. Tetapi pada zikir orang Tarekat adalah lebih ringkas lagi dengan hanya terus menyatakan ALLAH saja. yaitu diri batin yang mengandungi Diri Rahasia Allah s.w.t.Zikir penyaksian diri batin ini dilakukan sambil si pengamalnya menilik diri bathinnya.Disini dapat-lah diterangkan bahwa konsep yang disimpulkan pada zikir Asma’ ini adalah LA MAUJUDU ILLALLAH Artinya : Tiada yang wujud pada zahir dan bathinnya hanya Allah s.w.t. semata-mata. Kemudian Zikir SIFAT itu adalah zikir keluar masuk nafas atau zikir TANAFAS yaitu : ALLAH HU. Dimana lazimnya zikir ini diamalkan oleh kumpulan orang-orang HAKEKAT. Sesungguhnya zikir ini adalah, zikir dimana pengamal-pengamalnya telah memahami konsep pada penyaksian diri ZAHIR dan BATHIN dimana mereka telah mendapat petuah penyaksian diri daripada gurunya yang mursyid lagi makrifat.Jadi bila seseorang itu berzikir dengan zikir SIFAT maka berarti dia menyatakan pada diri zahir dan bathin-nya tentang dua konsep pegangan diatas.. ALLAH HULAILLAHAILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH Tiada yang nyata pada diriku hanya diri bathin dan Muhammad (diri zahir) adalah penanggung Diri Rahasia Allah s.w.t.Adapun Zikir ZAT dengan me-lafaz-kan Zikir Rahasia NUFUS yaitu A HU, zikir ini juga dinamakan zikir pertemuan Makrifat antara ZAKAR dan FARAJ ketika berlangsungnya persetubuhan.Zikir ini adalah zikir “NYATA MENYATA” di antara pemberi dan penerima yaitu ZAT dan SIFAT yang KAMIL MULKAMIL yang makrifat antara satu dengan lainnya.Adapun yang dimaksud kamil-mulkamil di antara satu dengan lain itu adalah satu kesatuan antara diri zahir dan bathin ataupun antara Hakekat Diri Allah dan Hakekat Muhammad tidak boleh lagi bercerai berai diantara satu dengan lain pada konsep Makrifat.Untuk keterangan lanjut dan lebih mendalam silahkan bertanya kepada orang yang mursyid lagi makrifat . Syareat           = Zikir Af’al      = LAILLAHAILLALLAHTarekat           = Zikir Asma’ = ALLAHHakekat          = Zikir Sifat     = ALLAH HUMakrifat          = Zikir Zat       = A HU Pada peringkat awal bagi orang-orang MUFTADI (orang yang baru belajar), mereka biasanya diberi petuah oleh gurunya supaya mengamalkan dan berpegang dahulu dengan hakekat syahadat tauhid dan bagi orang-orangMUTTAWASID (orang-orang pertengahan) biasanya diberi petuah oleh gurunya mengamalkan Zikir Asma’ (ALLAH).Sedangkan bagi orang MUNTAHI (orang yang faham) biasanya mengamalkan Zikir Sifat (ALLAH HU) dan Zikir Zat (A HU). by Ilmu Hakekat Usul Diri ZIKIR (2) Adapun zikir LAILLAHAILLALLAH adalah zikir Isbab, sedangkan yang dikatakan Nafi itu adalah dengan kita me-nafi-kan diri zahir kita ini tidak mempunyai hak atas sesuatu kecuali nyata hak Allah s.w.t. semata-mata.:LA HAYYUN                                   : Hidup-ku bukan Hidup-kuLA ILMUN                                        : Ilmu-ku bukan Ilmu-kuLA SAMIUN                                     : Mendengar-ku bukan mendengar-kuLA BASHIRUN                               : Melihat-ku bukan melihat-kuLA KADIRUN                                  : Kuasa-ku bukan kuasa-kuLA MURIDUN                                 : Kehendak-ku bukan kehendak-kuLA MUTTAKALLIMUN           : Berkata-kata-ku bukan berkata-kata-kuBILHAKKI ILLALLAH            : Kecuali semua-nya itu Hak Allah semata-mata.Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri zahir dengan satu pegangan tubuh zahir ini bukan tubuh kita kecuali diisbabkan dengan ILLA   yaitu pada menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri zahir kita ini adalah pada yang mengisbabkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH      berarti kita menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batin kita itu adalah hanya Allah s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini untuk pemahaman yang lebih mendalam silahkan baca kembali pada uraian yang membahas hakekat syahadat. Adapun zikir ALLAH adalah zikir Asma’ dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma’ itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Zat itu nyata meliputi pada seluruh alam Saghir dan alam Kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta. Semuanya tiada teruang sedikitpun kecuali samad dengan Zat, Sifat, Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-mata.Seperti firman Allah s.w.t. WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAH Artinya : Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah s.w.t. Oleh karena itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya kita men-yaksik-an bahwa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu.: SYUHUDU WAHDAHU FI KASYRATIN Artinya : Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak. Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-kan : SYUHUDU KASRATIN FI WAHDAH Artinya : Saksilah pada yang banyak kepada yang satu Yaitu dengan memahami apa saja yang ada, apa juga yang berlaku, dan apa juga yang terjadi adalah daripada SUMBER yang satu yaitu Allah Ta’ala jua yang meliputi pada zat, sifat, asma, dan afaal.Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang zahir dan nyata-lah segala yang batin yaitu Allah Taala jua. Untuk memahaminya secara mendalam silahkan lihat kembali pada uraian-uraian yang lalu.Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT atau dinamakan jugaZikir Makrifat. Zikir ini ber-konsep-kan kepada : SYUHUDU WAHDAHU FI WAHDAH. Artinya : Saksilah pada yang satu didalam yang satu. Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah. INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’N Artinya : Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah -       Zat itu dari pada Zat yang satu, -       Sifat itu dari Sifat pada yang satu, -       Asma, itu dari pada Asma yang satu -       Af’al itu didalam Af’al yang satu Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af’al Allah Taala Semesta Alam jua, Sesungguhya semua yang wujud dan zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak di-sekutu-kan dengan yang lain dari pada yang satu. Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan  Sifat af’alNya dan ZatNya. Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja Setelah kita menyentuh dan memahami tentang konsep tentang ZIKIR tersebut maka kita harus juga mem-bicara-kan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hati kita dengan Allah s.w.t. Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai matlumat zikir yang sebenarnya. Banyak orang berzikir mengikuti selera masing –masing, terasa hendak berzikir dengan nyaring lantas dinyaringkan suaranya, terlintas dihatinya hendak dilagukan zikir tersebut, lantas dilagukanya, terasa hendak dilenggak-lenggokan tubuhnya, lantas dilenggak-lenggokkan tubuhnya, pendek kata berzikir bagi mereka adalah dengan cara melafazkan zikir mengikuti sekehendak hati tanpa mendapat petuah yang mutlak untuk mencapai matmulat zikir yang dikerjakannya..
Makna Bismallah Dalam suatu hadits Nabi saw. Beliau bersabda, ” Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab Allah diturunkan, semuanya ada di dalam Al-Qur’an. Dan seluruh kandungan Al-Qur’an ada di dalam Al-Fatihah. Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillahirrahmanirrahiim.” Bahkan disebutkan dalam hadits lain, “setiap kandungan yang ada dalam Bismillahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf Baa’, dan setiap yang terkandung di dalam Baa’ ada di dalam titik yang berada dibawah Baa’”. Sebagian para Arifin menegaskan, “Dalam perspektif ahlul ma’rifatullah , ” Bismillaahirrahmaanirrahim” itu kedudukannya sama dengan “kun” dari Allah”. Perlu diketahui bahwa pembahasan mengenai Bismillahirrahmaanirrahiim banyak ditinjau dari berbagai segi, baik dari segi gramatikal (Nahwu dan sharaf) ataupun segi bahasa (etimologis), disamping tinjuan dari materi huruf, bentuk, karakteristik, kedudukan, susunannya serta keistemewaanya atas huruf-huruf lainnya yang ada dalam Surat Pembuka Al-Qur’an, kristalisasi dan spesifikasi huruf-huruf yang ada dalam huruf Baa’, manfaat dan rahasianya. Tujuan tulisan ini bukan mengupas semua itu, tetapi lebih pada esensi atau hakikat makna terdalam yang relevan dengan segala hal di sisi Allah swt, Pembahasannya akan saling berkelin dan satu sama lainnya, karena seluruh tujuannya adalah Ma’rifat kepada Allah swt. Kami memang berada di gerbangNya, dan setiap ada limpahan baru di dalam jiwa maka ar-Ruhul Amin turun di dalam kalbunya kertas. Ketahuilah bahwa Titik yang berada dibawah huruf Baa’ adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf. Karena itu menjadi keniscayaan bahwa titik itu sendiri adalah awal dan pada setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala. Kerangka hubungan antara huruf Baa’ dengan Tititknya secara komprehensif akan dijelaskan berikut nanti. Bahwa Baa’ dalam setiap surat itu sendiri sebagai keharusan adanya dalam Basmalah bagi setiap surat, bahkan di dalam surat Al-Baqarah. Huruf Baa’itu sendiri mengawali ayat dalam surat tersebut. Karena itu dalam konteks inilah setiap surat dalam Al-Qur’an mesti diawali dengan Baa’ sebagaimana dalam hadits di atas, bahwa seluruh kandungan Al-Qur’an itu ada dalam surah Al-Fatihah, tersimpul lagi di dalam Basmalah, dan tersimpul lagi dalam Huruf Baa’, akhirnya pada titik . Hal yang sama , Allah SWT dengan seluruh yang ada secara paripurna sama sekali tidak terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Titik sendiri merupakan syarat-syarat dzat Allah Ta’ala yang tersembunyi dibalik khasanahnya ketika dalam penampakkan-Nya terhadap mahlukNya, titik itu tidak tampak dan tidak Layak lagi bagi anda untuk dibaca selamanya mengingat kediaman dan kesuciannya dari segala batasan, dari satu makhraj ke makhraj lainya. Sebab ia adalah jiwa dari seluruh huruf yang keluar dari seluruh tempat keluarnya huruf. Maka,camkanlah, dengan adanya batin dari Ghaibnya sifat Ahadiyah. Misalnya anda membaca titik menurut persekutuan, seperti huruf Taa’ dengan dua titik, lalu Anda menambah satu titik lagi menjadi huruf Tsaa’, maka yang Anda baca tidak lain kecuali Titik itu sendiri, sebab Taa’ bertitik dua, dan Tsaa’ bertitik tiga tidak terbaca, karena bentuknya satu, yang tidak terbaca kecuali titiknya belaka. Seandainya Anda membaca di dalam diri titik itu niscaya bentuk masing-masing berbeda dengan lainnya. Karena itu dengan titik itulah masing-masing dibedakan, sehingga setiap huruf sebenarnya tidak terbaca kecuali titiknya saja. Hal yang sama dalam perspektif makhluk, bahwa makhluk itu tidak dikenal kecuali Allah. Bahwa Anda mengenal-Nya dari makhluk sesungguhnya Anda mengenal-Nya dari Allah swt. Hanya saja Titik pada sebagian huruf lebih jelas satu sama lainnya, sehingga sebagian menambah yang lainnya untuk menyempurnakannya, seperti dalam huruf-huruf yang bertitik, kelengkapannya pada ttik tersebut. Ada seba gian yang tampak pada kenyataannya seperti huruf Alif dan huruf-huruf tanpa Titik. Karena huruf tersebut juga tersusun dari titik-titik. Oleh sebab itulah, Alif lebih mulia dibanding Baa’,karena Titiknya justru menampakkan diri dalam wujudnya, sementara dalam Baa’ itu sendiri tidak tampak (Titik berdiri sendiri). Titik di dalam huruf Baa’ tidak akan tampak, kecuali dalam rangka kelengkapannya menurut perspektif penyatuan. Karena Titik suatu huruf Merupakan kesempurnaan huruf itu sendiri dan dengan sendirinya menyatu dengan huruf tersebut. Sementara penyatuan itu sendiri mengindikasikan adanya faktor lain, yaitu faktor yang memisahkan antara huruf dengan titiknya. Huruf Alif itu sendiri posisinya menempati posisi tunggal dengan sendirinya dalam setiap huruf. Misalnya Anda bisa mengatakan bahwa Baa’ itu adalah Alif yang di datarkan Sedang Jiim, misalnya, adalah Alif dibengkokkan’ dua ujungnya. Daal adalah Alif yang yang ditekuk tengahnya. Sedangkan Alif dalam kedudukan titik, sebagai penyusun struktur setiap huruf ibarat Masing-masing huruf tersusun dari Titik. Sementara Titik bagi setiap huruf ibarat Neucleus yang terhamparan. Huruf itu sendiri seperti tubuh yang terstruktur. Kedudukan Alif dengan kerangkanya seperti kedudukan Titik. Lalu huruf-huruf itu tersusun dari Alif sebagimana kita sebutkan, bahwa Baa’ adalah Alif yang terdatarkan. Demikian pula Hakikat Muhammadiyyah merupakan inti dimana seluruh jagad raya ini diciptakan dari Hakikat Muhammadiyah itu. Sebagaimana hadits riwayat Jabir, yang intinya Allah swt. menciptakan Ruh Nabi saw dari Dzat-Nya, dan menciptakan seluruh alam dari Ruh Muhammad saw. Sedangkan Muhammad saw. adalah Sifat Dzahirnya Allah dalam makhluk melalui Nama-Nya dengan wahana penampakan Ilahiyah. Anda masih ingat ketika Nabi saw. diisra’kan dengan jasadnya ke Arasy yang merupakan Singgasana Ar-Rahman. Sedangkan huruf Alif, —walaupun huruf-huruf lain yang tanpa titik sepadan dengannya, dan Alif merupakan manifestasi Titik yang tampak di dalamnya dengan substansinya — Alif memiliki nilai tambah dibanding yang lain. Sebab yang tertera setelah Titik tidak lain kecuali berada satu derajat. Karena dua Titik manakala disusun dua bentuk alif, maka Alif menjadi sesuatu yang memanjang. Karena dimensi itu terdiri dari tiga: Panjang, Lebar dan Kedalaman. Sedangkan huruf-huruf lainnya menyatu di dalam Alif,seperti huruf Jiim. Pada kepala huruf Jiim ada yang memanjang, lalu pada pangkal juga memanjang, tengahnya juga memanjang. Pada huruf Kaaf misalnya, ujungnya memanjang, tengahnya juga memanjang namun pada pangkalnya yang pertama lebar. Masing-masing ada tiga dimensi. Setiap huruf selain Alif memiliki dua atau tiga jangkauan yang membentang. Sementara Alif sendiri lebih mendekati titik. Sedangkan titik , tidak punya bentangan. Hubungan Alif diantara huruf-huruf yang Tidak bertitik, ibarat hubungan antara Nabi Muhammad saw, dengan para Nabi dan para pewarisnya yang paripurna. Karenanya Alif mendahului semua huruf. Diantara huruf-huruf itu ada yang punya Titik di atasnya, ada pula yang punya Titik dibawahnya,Yang pertama (titik di atas) menempatip osisi “Aku tidak melihat sesuatu sebelumnya) kecuali melihat Allah di sana”. Diantara huruf itu ada yang mempunyai Titik di tengah, seperti Titik putih dalam lobang Huruf Mim dan Wawu serta sejenisnya, maka posisinya pada tahap, ”Aku tidak melihat sesuatu kecuali Allah didalamnya.” Karenanya titik itu berlobang, sebab dalam lobang itu tampak sesuatu selain titik itu sendiri Lingkaran kepada kepala Miim menempati tahap, “Aku tidak melihat sesuatu” sementara Titik putih menemptai “Kecuali aku melihat Allah di dalamnya.” Alif menempati posisi “Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya mereka itu berbaiat kepada Alllah.” Kalimat “sesungguhnya” menempati posisi arti “Tidak”, dengan uraian “Sesungguhnya orang-orang berbaiat” kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu, kecuali berbaiat kepada Allah.” Dimaklumi bahwa Nabi Muhammad saw. dibai at, lalu dia bersyahadat kepada bersyahadat kepada Allah pada dirinya sendiri, sesungguhnya tidaklah dia itu berbaiat kecuali berbaiat kepada Allah. Artinya, kamu sebenarnya tidak berbaiat kepada Muhammad saw. tetapi hakikat-nya berbaiat kepada Allah swt. Itulah arti sebenarnya dari Khilafah tersebut Menurut Ibnu Araby dalam Kitab Tafsir Tasawufnya, “Tafsirul Qur’anil Karim” menegaskan, bahwa dengan (menyebut) Asma Allah, berarti Asma-asma Allah Ta’ala diproyeksikan yang menunjukkan keistimewaan-nya, yang berada di atas Sifat-sifat dan Dzat Allah Ta’ala. Sedangkan wujud Asma itu sendiri menunjukkan arah-Nya, sementara kenyataan Asma itu menunjukkan Ketunggalan-Nya. Allah itu sendiri merupakan Nama bagi Dzat (Ismu Dzat) Ketuhanan. dari segi Kemutlakan Nama itu sendiri. Bukan dari konotasi atau pengertian penyifatan bagi Sifat-sifat-Nya, begitu pula bukan bagi pengertian “Tidak membuat penyifatan”. “Ar- Rahman” adalah predikat yang melimpah terhadap wujud dan keparipurnaan secara universal. menurut relevansi hikmah. dan relevan dengan penerimaan di permulaan pertama. “Ar-Rahiim” adalah yang melimpah bagi keparipurnaan maknawi yang ditentukan bagi manusia jika dilihat dari segi pangkal akhirnya. Karena itu sering. disebutkan, “Wahai Yang Muha Rahman bagi Dunia dan akhirat, dan Maha Rahim bagi akhirat”. Artinya, adalah proyeksi kemanusiaan yang sempuma, dan rahmat menyeluruh, baik secara umum maupun khusus, yang merupakan manifestasi dari Dzat Ilahi. Dalam konteks, inilah Nabi Muhammad saw. Bersabda, “Aku diberi anugerah globalitas Kalam, dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (menuju) paripurna akhlak”. Karena. kalimat-kalimat merupakan hakikat-hakilkat wujud dan kenyataannya. Sebagaimana Isa as, disebut sebagai Kalimah dari Allah, sedangkan keparipurnaan akhlak adalah predikat dan keistimewaannya. Predikat itulah yang menjadi sumber perbuatan-perbuatan yang terkristal dalam jagad kemanusiaan. Memahaminya sangat halus. Di sanalah para Nabi – alaihimus salam – meletakkan huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan tirai struktur wujud. Kenyataan ini bisa djtemukan dalam periode! Isa as, periode Amirul Mukminin Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, dan sebagian masa sahabat, yang secara keseluruhan menunjukkan kenyataan tersebut. Disebutkan, bahwa Wujud ini muncul dari huruf Baa’ dari Basmalah. Karena Baa’ tersebut mengiringi huruf Alif yang tersembunyi, yang sesungguhnya adalah Dzat Allah. Disini ada indikasi terhadap akal pertama, yang merupakan makhluk awal dari Ciptaan Allah, yang disebutkan melalui firman-Nya, “Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih Kucintai dan lebih Kumuliakan ketimbang dirimu, dan denganmu Aku memberi. denganmu Aku mengambil, denganmu Aku memberi pahala dan denganmu Aku menyiksa”. (Al-hadits). Huruf-huruf yang terucapkan dalam Basmalah ada 18 huruf. Sedangkan yang tertera dalam tulisan berjumlah 19 huruf. Apabila kalimat-kalimat menjadi terpisah. maka jumlah huruf yang terpisah menjadi 22. Delapan belas huruf mengisyaratkan adanya alam-alam yang dikonotasikannya dengan jumlahnya. 18 ribu alam. Karena huruf Alif merupakan hitungan sempurna yang memuat seluruh struktur jumlah. Alif merupakan induk dari seluruh strata yang tidak lagi ada hitungan setelah Alif. Karena itu dimengerti sebagai induk dari segala induk alam yang disebut sebagai Alam Jabarut, Alam Malakut, Arasy, Kursi, Tujuh Langit., dan empat anasir, serta tiga kelahiran yang masing masing terpisah dalam bagian-bagian tersendiri. Sedangkan makna sembilan belas, menunjukkan penyertaan Alam Kemanusiaan. Walau pun masuk kategori alam hewani, namun alam insani itu menurut konotasi kemuliaan dan universalitasnya atas seluruh alam dalam bingkai wujud, toh ada alam lain yang memiliki ragam jenis yang prinsip. Ia mempunyai bukti seperti posisi Jibril diantara para Malaikat. Tiga Alif yang tersembunyi yang merupakan pelengkap terhadap dua puluh dua huruf ketika dipisah-pisah, merupakan perunjuk pada Alam Ilahi Yang Haq, menurut pengertian Dzat. Sifat dan Af aal. Yaitu tiga Alam ketika dipisah-pisah, dan Satu Alam ketika dinilai dari hakikatnya. Sementara tiga huruf yang tertulis menunjukkan adanya manifestasi alam-alam tersebut pada tempat penampilannya yang bersifat agung dan manusiawi. Dan dalam rangka menutupi Alam Ilahi, ketika Rasulullah saw, ditanya soal Alif yang melekat pada Baa’, “dari mana hilangnya Alif itu?” Maka Rasulullah saw, menjawab, “Dicuri oleh Syetan”. Diharuskannya memanjangkan huruf Baa’nya Bismillah pada penulisan, sebagai ganti dari Alifnya, menunjukkan penyembunyian Ketuhanannya predikat Ketuhanan dalam gambaran Rahmat yang tersebar. Sedangkan penampakannya dalam potret manusia, tak akan bisa dikenal kecuali oleh ahlinya. Karenanya, dalam hadist disebutkan, “Manusia diciptakan menurut gambaran Nya”. Dzat sendiri tersembunyikan oleh Sifat, dan Sifat tersembunyikan oleh Af’aal. Af’aal tersembunyikan oleh jagad-jagad dan makhluk. Oleh sebab itu, siapa pun yang meraih Tajallinya Af’aal Allah dengan sirnanya tirai jagad raya, maka ia akan tawakkal. Sedangkan siapa yang meraih Tajallinya Sifat dengan sirnanya tirai Af’aal, ia akan Ridha dan Pasrah. Dan siapa yang meraih Tajallinya Dzat dengan terbukanya tirai Sifat, ia akan fana dalam kesatuan. Maka ia pun akan meraih Penyatuan Mutlak. Ia berbuat, tapi tidak berbuat. Ia membaca tapi tidak membaca “Bismillahirrahmaanirrahiim”. Tauhidnya af’aal mendahului tauhidnya Sifat, dan ia berada di atas Tauhidnya Dzat. Dalam trilogi inilah Nabi saw, bermunajat dalam sujudnya, ” Tuhan, Aku berlindung dengan ampunanmu dari siksaMu, Aku berlindung dengan RidhaMu dari amarah dendamMu, Aku berlindung denganMu dari diriMu “. Sumber : Tafsirul Qur’anil Karim, karya Ibnu Araby

Wednesday, December 17, 2014

Penciptaan Nur Muhammad
Awal Terciptanya Semua
Makhluk

 Sebelum semua makhluk diciptakan Allah, Nur Muhammad lah yang pertama kali diciptakan. Di dalam hadits qudsi Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw: Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal kemudian Aku ciptakan alam (makhluk) agar Aku bisa dikenal. Dengan merenungkan tanda-tanda alam dan ayat-ayat Al Qur’an muslimin dapat memperoleh kilasan aspek Ke-Ilahian yang telah dituangkan di alam semesta yang oleh Al Qur’an disebut sebagai wajah Allah (wajh-Allah).

Di dalam hadits qudsi tersebut di atas terdapat
kalimat yang berbunyi: Kemudian Aku ciptakan
alam (makhluk)….. Ini masih berbentuk cahaya
dan cahaya itu terbagi-bagi sebagaimana
pendapat Ka’ab bin Akbar ra dalam kitab yang
berjudul Madari: Yusu’ud (tangga-tangga
kenaikan) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada
halaman 2 s/d 3, yang terjemahannya kurang
lebih sebagai berikut:

"berkata Ka’ab bin Akbar
ra:
Ketika Allah hendak menciptakan Maujudat /
makhluk, menghamparkan bumi dan
meninggikan langit. Allah menggenggam
seganggam dari nurNya dan berfirman: Kun
Muhammad, maka jadilah segenggam nur tadi
menjadi sebuah tiang dari nur yang
memancarkan cahaya sampai menembus hijab-
hijab kegelapan. Lalu tiang itu bersujud dan
berkata: Allahu Akbar. Allah berfirman kepada
tiang nur itu: “Aku ciptakan kamu dan Aku beri
nama kamu Muhammad. Darimu Ku awali
semua makhluk, dan darimu Ku akhiri semua
para utusan”.

 Kemudian Allah membagi empat
bagian. Kemudian Allah ciptakan Lauhil Mahfud
dari bagian pertama. Lalu Qalam dari bagian
yang kedua. Allah berfirman : kepada Qalam,
“Tulislah !” maka bergetarlah Qalam seribu
tahun kedahsyatan kedahsyatan kitabullah.
Lalu Qalam berkata, “Apa yang harus aku
tulis ?” Allah berfirman : “Tulislah Lailaaha
Illallah Muhammadurrasulullah”. Maka Qalam
menulis kalimat itu. Lalu Qalam diberi petunjuk
tentang ilmu Allah yang berkaitan dengan
makhluk, kemudian Qalam menulis, Anak cucu
Adam dari sulbinya; siapa yang taat kepada
Allah akan masuk surga, siapa yang maksiyat
kepada Allah akan masuk neraka. Umat Nuh;
siapa yang taat kepada Allah masuk surga…
Umat Ibrahim; siapa yang taat kepada Allah,
masuk surga, siapa maksiat…Umat Musa; siapa
yang taat kepada Allah masuk surga, siapa
maksiat kepada Allah ….Umat Isa; siapa yang
taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat
kepada Allah…Umat Muhammad; siapa yang
taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat
kepada Allah….ketika Qalam mau menulis
kalimat berikutnya ( masuk neraka ) tiba- tiba
ada seruan dari Yang Maha Tinggi: “Hai Qalam
beradablah kamu”. Maka pecahlah Qalam
karena karena kedahsyatan seruan itu, dan
sobek ujungnya berbentuk garis lurus, dengan
tangan kudrat maka jadilah adap. Qalam tidak
bisa menulis kecuali pecah bergaris ujungnya.
Lalu Allah berfirman: “Tulislah, umat berdosa
Tuhan Maha Pengampun” kemudian Allah
menciptakan Arasy dari bagian yang ke tiga.
Dari bagian yang ke empat menjadi empat
bagian:
1. Bagian kesatu dijadikan akal
2. Bagian kedua dijadikan ma’rifat ( agar dapat
mengetahui)
3. Bagian ketiga dijadikan cahaya Arsy dan sinar
penglihatan serta seluruh cahaya termasuk
siang ( matahari), sinar malam( bulan dan
bintang). Semua cahaya ini berasal dari Nur
Muhammad, Nur Muhammad adalah awal
segala makhluk
4. Bagian yang ke empat dititipkan di bawah
arasy, sampai Allah menciptakan Adam.
Kemudian Allah menitipkan bagian itu (nur
Muhammad) pada punggung Adam,
bersujudlah para Malaikat.
Kemudian Allah memasukkan Adam ke surga,
para Malaikat berbaris rapi di belakang Adam,
menyaksikan nur tersebut. Adam berkata: “Ya
Allah kenapa para Malaikat berkumpul di
belakangku?” Allah berfirman : “Wahai Adam
mereka melihat nur kekasihku Muhammad
penutup para utusan yang Aku keluarkan
(pancaran cahaya) dari punggung mu” Adam
berkata: “Ya Tuhan jadikan nur itu di depan
saya, supaya saya bisa melihat dan
berhadapan dengan malaikat”. Maka Allah
memindahkan nur itu pada dahi nabi Adam,
Malaikat berbaris di depan Adam. Adam
berkata: “Ya Tuhan, jadikan Nur ini di tempat
yang aku bisa melihat. Maka Allah jadikan Nur
itu pada telunjuk Adam. Adam bisa melihat
Nur itu bertambah bagus, megah dan Adam
mendengar Nur itu bertasbih penuh
keagungan, kemudian Nur itu pindah ke Hawa
(istri Adam), seperti matahari yang bersinar.
Kemudian ditentukan permulaan para utusan
dari Nabi Sis as. Maka hilanglah Nur itu di
wajah Hawa pindah ke Nabi Sis as. Lalu Adam
mengambil sumpah Nabi Sis as. Bahwasanya:
“Tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari
yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang
mulia,” sampai pada sulbi Abdullah bin Abdul
Mutholib. Kemudian Allah mengeluarkannya ke
dunia ini dan menjadikannya Raja para Utusan
Rahmatan lil alamin dan seorang panutan yang
memancarkan cahaya yang terang benderang.
Demikian dikala Nabi Muhammad saw.
Diturunkan ke dunia, beliau disinari cahaya
yang terang benderang sehingga, cahaya
matahari yang menyinarinya tidak bisa
memberi bayangan, dikarenakan cahaya Nur
Muhammad lebih terang dari pada sinar
matahari, itu terjadi di sepanjang hidup sampai
beliau wafat. Dan siapa generasi penerusnya
setelah Rasulullah saw. wafat?
Melihat dari sumpah Nabi Adam as. yang
berbunyi tidak akan menyimpan Nur itu kecuali
dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke
yang mulia. Mengingat risalah yang di bawa
oleh Rasulullah saw. Dan dilanjutkan para
pewarisnya yaitu para sahabat, para wali yang
suci, dan para tabiin serta para ulama’ (yang
disucikan dan yang dimuliakan oleh Allah swt.)
Jadi manusia yang dititipi Nur Muhammad,
adalah orang-orang yang suci dan orang-orang
yang dimuliakan oleh Allah swt. Adapun orang-
orang yang mensucikan diri sehingga ia
mencapai pada tingkat kesucian ruh mereka
diberi petunjuk untuk menuju ke jalan yang
sampai kepada ruhnya ruh Nur Muhammad,
karena ruh tercipta dari percikan Nur
Muhammad dikala bersujud dan bertasbih
kepada Allah selama ribuan tahun. Sumber
dari Penciptaan Nur Muhammad Awal
Terciptanya Semua Makhluk: Makrifat Haji
Tambahan dari komentar:
Keterangan berikut adalah suntingan dari kitab
‘Sirrul Asrar Fi Ma Yahtaju Ilayhil Abrar’ oleh
Ghawthul A’zham Shaikh Muhyiddin Abdul
Qadir Jilani ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻪ
Maka berkata Shaikhuna; tentang
… Nur Muhammad (iaitu hakikat Muhammad) –
atau ringkasnya asal kejadian.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kamu
kejayaan di dalam amalan-amalan kamu yang
disukaiNya dan Semoga kamu memperolehi
keredaanNya. Fikirkan, tekankan kepada
pemikiran kamu dan fahamkan apa yang aku
katakan.
Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya
menciptakan cahaya Muhammad daripada
cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi
Dia berfirman;
“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya
Wajah-Ku”.
Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dengan sabdanya:
“Mula-mula Allah ciptakan ruhku. Pada
permulaannya diciptakanNya sebagai ruh suci”.
“Mula-mula Allah ciptakan qalam”.
“Mula-mula Allah ciptakan akal”.
Apa yang dimaksudkan sebagai ciptaan
permulaan itu ialah ciptaan hakikat kepada
Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ; kebenaran
tentang Muhammad yang tersembunyi. Dia juga
diberi nama yang indah-indah.
Dia dinamakan Nur, cahaya suci kerana dia
dipersucikan dari kegelapan yang tersembunyi
di bawah sifat jalal Allah.
Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
ﻗَﺪْ ﺟَﺂﺀَﻛُﻢْ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻧُﻮﺭٌ ﻭَﻛِﺘَـﺐٌ ﻣُّﺒِﻴﻦٌ
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari
Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. –
Al-Maaidah, ayat 15
Dia dinamakan aqal yang meliputi (akal
universal) kerana dia telah melihat dan
mengenali segala-galanya.
Dia dinamakan qalam kerana dia menyebarkan
hikmah dan ilmu dan dia mencurahkan ilmu ke
dalam huruf-huruf.
Roh Muhammad adalah zat atau hakikat
kepada segala kejadian, permulaan dan
kenyataan alam maya. Baginda ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
menyatakan hal ini dengan ;
“Aku daripada Allah dan sekalian yang lain
daripadaku”.
Allah Yang Maha Tinggi menciptakan sekalian
roh daripada roh baginda ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ di
dalam alam kejadian yang pertama, dalam
bentuk yang paling baik. ‘Muhammad’ adalah
nama kepada sekalian kemanusiaan di dalam
alam arwah. Dia adalah sumber, asal usul dan
kediaman bagi sesuatu dan segala-galanya.
Sebelum semua
makhluk diciptakan
Allah, Nur Muhammad
lah yang pertama kali
diciptakan. Di dalam
hadits qudsi Allah swt
berfirman kepada Nabi
Muhammad saw: Aku
adalah
yang tersembunyi, Aku
ingin dikenal kemudian
Aku ciptakan alam
(makhluk) agar Aku bisa
dikenal. Dengan
merenungkan tanda-
tanda alam dan ayat-
ayat Al Qur’an kaum
muslimin dapat
memperoleh kilasan
aspek Ke-Ilahian yang
telah dituangkan di alam
semesta yang oleh Al
Qur’an disebut sebagai
wajah Allah (wajh-
Allah). Di dalam hadits qudsi tersebut di atas terdapat
kalimat yang berbunyi: Kemudian Aku ciptakan
alam (makhluk)….. Ini masih berbentuk cahaya
dan cahaya itu terbagi-bagi sebagaimana
pendapat Ka’ab bin Akbar ra dalam kitab yang
berjudul Madari: Yusu’ud (tangga-tangga
kenaikan) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada
halaman 2 s/d 3, yang terjemahannya kurang
lebih sebagai berikut: berkata Ka’ab bin Akbar
ra:
Ketika Allah hendak menciptakan Maujudat /
makhluk, menghamparkan bumi dan
meninggikan langit. Allah menggenggam
seganggam dari nurNya dan berfirman: Kun
Muhammad, maka jadilah segenggam nur tadi
menjadi sebuah tiang dari nur yang
memancarkan cahaya sampai menembus hijab-
hijab kegelapan. Lalu tiang itu bersujud dan
berkata: Allahu Akbar. Allah berfirman kepada
tiang nur itu: “Aku ciptakan kamu dan Aku beri
nama kamu Muhammad. Darimu Ku awali
semua makhluk, dan darimu Ku akhiri semua
para utusan”. Kemudian Allah membagi empat
bagian. Kemudian Allah ciptakan Lauhil Mahfud
dari bagian pertama. Lalu Qalam dari bagian
yang kedua. Allah berfirman : kepada Qalam,
“Tulislah !” maka bergetarlah Qalam seribu
tahun kedahsyatan kedahsyatan kitabullah.
Lalu Qalam berkata, “Apa yang harus aku
tulis ?” Allah berfirman : “Tulislah Lailaaha
Illallah Muhammadurrasulullah”. Maka Qalam
menulis kalimat itu. Lalu Qalam diberi petunjuk
tentang ilmu Allah yang berkaitan dengan
makhluk, kemudian Qalam menulis, Anak cucu
Adam dari sulbinya; siapa yang taat kepada
Allah akan masuk surga, siapa yang maksiyat
kepada Allah akan masuk neraka. Umat Nuh;
siapa yang taat kepada Allah masuk surga…
Umat Ibrahim; siapa yang taat kepada Allah,
masuk surga, siapa maksiat…Umat Musa; siapa
yang taat kepada Allah masuk surga, siapa
maksiat kepada Allah ….Umat Isa; siapa yang
taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat
kepada Allah…Umat Muhammad; siapa yang
taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat
kepada Allah….ketika Qalam mau menulis
kalimat berikutnya ( masuk neraka ) tiba- tiba
ada seruan dari Yang Maha Tinggi: “Hai Qalam
beradablah kamu”. Maka pecahlah Qalam
karena karena kedahsyatan seruan itu, dan
sobek ujungnya berbentuk garis lurus, dengan
tangan kudrat maka jadilah adap. Qalam tidak
bisa menulis kecuali pecah bergaris ujungnya.
Lalu Allah berfirman: “Tulislah, umat berdosa
Tuhan Maha Pengampun” kemudian Allah
menciptakan Arasy dari bagian yang ke tiga.
Dari bagian yang ke empat menjadi empat
bagian:
1. Bagian kesatu dijadikan akal
2. Bagian kedua dijadikan ma’rifat ( agar dapat
mengetahui)
3. Bagian ketiga dijadikan cahaya Arsy dan sinar
penglihatan serta seluruh cahaya termasuk
siang ( matahari), sinar malam( bulan dan
bintang). Semua cahaya ini berasal dari Nur
Muhammad, Nur Muhammad adalah awal
segala makhluk
4. Bagian yang ke empat dititipkan di bawah
arasy, sampai Allah menciptakan Adam.
Kemudian Allah menitipkan bagian itu (nur
Muhammad) pada punggung Adam,
bersujudlah para Malaikat.
Kemudian Allah memasukkan Adam ke surga,
para Malaikat berbaris rapi di belakang Adam,
menyaksikan nur tersebut. Adam berkata: “Ya
Allah kenapa para Malaikat berkumpul di
belakangku?” Allah berfirman : “Wahai Adam
mereka melihat nur kekasihku Muhammad
penutup para utusan yang Aku keluarkan
(pancaran cahaya) dari punggung mu” Adam
berkata: “Ya Tuhan jadikan nur itu di depan
saya, supaya saya bisa melihat dan
berhadapan dengan malaikat”. Maka Allah
memindahkan nur itu pada dahi nabi Adam,
Malaikat berbaris di depan Adam. Adam
berkata: “Ya Tuhan, jadikan Nur ini di tempat
yang aku bisa melihat. Maka Allah jadikan Nur
itu pada telunjuk Adam. Adam bisa melihat
Nur itu bertambah bagus, megah dan Adam
mendengar Nur itu bertasbih penuh
keagungan, kemudian Nur itu pindah ke Hawa
(istri Adam), seperti matahari yang bersinar.
Kemudian ditentukan permulaan para utusan
dari Nabi Sis as. Maka hilanglah Nur itu di
wajah Hawa pindah ke Nabi Sis as. Lalu Adam
mengambil sumpah Nabi Sis as. Bahwasanya:
“Tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari
yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang
mulia,” sampai pada sulbi Abdullah bin Abdul
Mutholib. Kemudian Allah mengeluarkannya ke
dunia ini dan menjadikannya Raja para Utusan
Rahmatan lil alamin dan seorang panutan yang
memancarkan cahaya yang terang benderang.
Demikian dikala Nabi Muhammad saw.
Diturunkan ke dunia, beliau disinari cahaya
yang terang benderang sehingga, cahaya
matahari yang menyinarinya tidak bisa
memberi bayangan, dikarenakan cahaya Nur
Muhammad lebih terang dari pada sinar
matahari, itu terjadi di sepanjang hidup sampai
beliau wafat. Dan siapa generasi penerusnya
setelah Rasulullah saw. wafat?
Melihat dari sumpah Nabi Adam as. yang
berbunyi tidak akan menyimpan Nur itu kecuali
dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke
yang mulia. Mengingat risalah yang di bawa
oleh Rasulullah saw. Dan dilanjutkan para
pewarisnya yaitu para sahabat, para wali yang
suci, dan para tabiin serta para ulama’ (yang
disucikan dan yang dimuliakan oleh Allah swt.)
Jadi manusia yang dititipi Nur Muhammad,
adalah orang-orang yang suci dan orang-orang
yang dimuliakan oleh Allah swt. Adapun orang-
orang yang mensucikan diri sehingga ia
mencapai pada tingkat kesucian ruh mereka
diberi petunjuk untuk menuju ke jalan yang
sampai kepada ruhnya ruh Nur Muhammad,
karena ruh tercipta dari percikan Nur
Muhammad dikala bersujud dan bertasbih
kepada Allah selama ribuan tahun. Sumber
dari Penciptaan Nur Muhammad Awal
Terciptanya Semua Makhluk: Makrifat Haji
Tambahan dari komentar:
Keterangan berikut adalah suntingan dari kitab
‘Sirrul Asrar Fi Ma Yahtaju Ilayhil Abrar’ oleh
Ghawthul A’zham Shaikh Muhyiddin Abdul
Qadir Jilani ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻪ
Maka berkata Shaikhuna; tentang
… Nur Muhammad (iaitu hakikat Muhammad) –
atau ringkasnya asal kejadian.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kamu
kejayaan di dalam amalan-amalan kamu yang
disukaiNya dan Semoga kamu memperolehi
keredaanNya. Fikirkan, tekankan kepada
pemikiran kamu dan fahamkan apa yang aku
katakan.
Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya
menciptakan cahaya Muhammad daripada
cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi
Dia berfirman;
“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya
Wajah-Ku”.
Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dengan sabdanya:
“Mula-mula Allah ciptakan ruhku. Pada
permulaannya diciptakanNya sebagai ruh suci”.
“Mula-mula Allah ciptakan qalam”.
“Mula-mula Allah ciptakan akal”.
Apa yang dimaksudkan sebagai ciptaan
permulaan itu ialah ciptaan hakikat kepada
Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ; kebenaran
tentang Muhammad yang tersembunyi. Dia juga
diberi nama yang indah-indah.
Dia dinamakan Nur, cahaya suci kerana dia
dipersucikan dari kegelapan yang tersembunyi
di bawah sifat jalal Allah.
Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
ﻗَﺪْ ﺟَﺂﺀَﻛُﻢْ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻧُﻮﺭٌ ﻭَﻛِﺘَـﺐٌ ﻣُّﺒِﻴﻦٌ
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari
Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. –
Al-Maaidah, ayat 15
Dia dinamakan aqal yang meliputi (akal
universal) kerana dia telah melihat dan
mengenali segala-galanya.
Dia dinamakan qalam kerana dia menyebarkan
hikmah dan ilmu dan dia mencurahkan ilmu ke
dalam huruf-huruf.
Roh Muhammad adalah zat atau hakikat
kepada segala kejadian, permulaan dan
kenyataan alam maya. Baginda ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
menyatakan hal ini dengan sabdanya;
“Aku daripada Allah dan sekalian yang lain
daripadaku”.
Allah Yang Maha Tinggi menciptakan sekalian
roh daripada roh baginda ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
dalam alam kejadian yang pertama, dalam
bentuk yang paling baik. ‘Muhammad’ adalah
nama kepada sekalian kemanusiaan di dalam
alam arwah. Dia adalah sumber, asal usul dan
kediaman bagi sesuatu dan segala-galanya.
Nur Muhammad

KONSEP TAJALLI NUR MUHAMMAD/AHMAD...Makhluk pertama yg diciptakan olehAllah Swt ialah Nur Muhammad,..baru lha Allahmenciptakan Al-kalam(Pena)...bahwasanya dalamkonsep tertajallinya Zat Allah dgn NurMuhammad...yg disebut Zahir Insan 'AyanFarijah,Bathin Insan 'Ayan Sabitah...NUR MUHAMMAD/AHMAD/MAHMODSedia ada dari Zat Allah yang masih tersembunyi,tidak di kenali, tidak diketahui dan belum adayang menyembah, yang sedia ada hanya Zat Allahdan ketika itu belum ada sesuatu apapun darisegala sesuatu... waktu, tempat, ruang, tapak danagyar hanya Zat-NYA tiada yang lain, ketika ituZat Allah berfirman;"Aku adalah penbendaharaan yang tersembunyitiada yang mengetahui dan tiada yang mengenalimaka Aku membuat sesuatu yang lainnya agar Akuboleh dikenali"Maka Zat bertajalli dan zahirlah A'YAN KHARJIAHketika itu Zat-NYA bernama AH (alif, ha') lalu..Zat bertajalli lagi dan zahirlah A'YAN SYABITAHketika itu Zat-NYA bernama HU (ha', waw).Kemudian Zat bertajalli lagi dan zahirlah "NURMUHAMMAD" ketika itu lah Zat-NYA bernama"ALLAH" maka sekarang zahirlah sesuatu selainZat-NYA iaitu waktu, tempat, ruang dan tapak.Sesuatu yang baharu iaitu "NUR" yang orangmenyebut akan dia "Nur Muhammad/Ahmad/Mahmod.Pada awalnya itu belum diberi nama akan diahanya disebut "NUR" jua.Sebagaimana yang ternyata daripada hadis yangdinukilkan baginda yang mafhumnya:"Perkara yang paling awal yang diciptakan Allahialah Nurku."Baginda menyatakan bahawa selepas Allahmenjadikan Nur Muhammad atau Ruh MuhammadituAllah telah menilik kepadanya dengan tilikanmahabbah atau kasih, maka ia malu dan berpeluh,dari titisan peluhnya itulah dijadikan ruh-ruhsekelian anbia, aulia dan nyawa sekelian orangmumin yang salih, dan daripada nyawa sekelianmumin yang salih itu dijadikan nyawa sekelianmumin yang fasik, daripada mumin yang fasikdijadikan nyawa sekelian mumin yang munafik danmereka yang kafir.Sebelumnya itu Zat-NYA mengambil segenggamdari "NUR" sifat Jamal-NYA, lalu segenggam"NUR" sifat Jamal-NYA itu di genggam dan Zatberkata kepada segenggam Nur-NYA itu "KUNIMUHAMMADAN" lalu terciptalah zat baharu yaitunur yang bernama Muhammad, di Alam Ketuhananwaktu itu hanyalah ada dua zat sahaja yaitu ZAT-Allah dan Nur Muhammad, keduanya tampakserupa indah namun tak sama, tak sama namunseakan serupa.Maka Nur Muhammad terpukau kagum dengan NurZAT-Allah yang ada didepanya itu terpukaunyaia maka Nur Muhammad berkata "ALLAH HUMMA"itulah ungkapan perkataan pertama NurMuhammad sekaligus kata yang pertama sekaliterucap oleh sesuatu yang paling awal pertamamewakili alam jagat raya kemudiannya pada kalamhakikat "La ilaha illallah".Sebelumnya itu karena Nur Muhammad merasateramat sama nurnya dengan Nur-ZAT Allah yangada didepannya maka Nur Muhammad berkata"Siapakah Tuhan dan siapakah hamba...? " maka

Allah s.w.t berkalam menjawab kata NurMuhammad tadi "Dimanapun AKU sembunyi makakau takakan dapat menemukan AKU tanpa petunjuk-KUdan dimanapun kau sembunyi AKU akan tetapmenemukanmu karena kau dari AKU"Lalu Allah s.w.t berkalam kata "AKU mengadakankarena kau ada dan kau ada karena AKU" laluAllah berkata "ZAHIRU RABBI WAL BATHINUABDI" Yang telah zahir adalah Tuhan dan yangmasihbatin adalah hamba (Muhammad) dan NurMuhammad menjawab "ILLALLAH HU ALLAHHUWARUHUM" Hanya Tuhan Dialah Allah yangpenyayang. Itulah kalimah batin Nur Muhammad.LaluAllah s.w.t berkalam kata "Alastu birabbikum..?"Bukankah aku ini Tuhanmu...? Lalu NurMuhammad menjawab "Bala warabbuna... laillahhaillallah" Bahkan (iya) Engkau itu Tuhanku... lailaha illallah. Lalu Nur Muhammad bersaksi "HUZATULLAH ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH"DialahZat Allah dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhanyang maujud melainkan hanya Allah".Maka itulahyang memisahkan membezakan mana Nur-ZATAllah dan Nur Muhammad.Dan sinilah pertama kalinya Allah meresmikanbahwa Nur muhammad adalah Rasul-Nya makadengan itu syahadah itu kalam bunyinya "Asyhadualla illaha illallah wa asyhadu annaMuhammadarrasulullah"Allah s.w.t dengan kudrat dan iradat-Nyaberkehendak menciptakan alam jagat semestaraya danseisinya maka dijadikan ia dari tempias NurMuhammad menjadi ia empat pecahan bahagian.Bahagian pecahan pertama dari Nur Muhammaddiciptakan Lauhil Mahfuz untuk tapak lembaranmenulis segala perjalanan kehidupan sekeliandialam jagat raya.Bahagian pecahan kedua dari Nur Muhammaddiciptakan pena (Al-Qalam) iaitu pasangannya dariLauhil Mahfuz yang akan bekerjasama dalammenulis melakar segala aturan, rahasia dan jalurkehidupan mahluk dialam jagat raya seisinyabeserta qada' qadar yang menyertai.Bahagian pecahan ketiga dari Nur Muhammaddiciptakan Arasy iaitu alam tinggi kemalaikatanuntuk nantinya bermukim tempat berdiam olehmakhluk suci iaitu para malaikat.Bahagian pecahan keempat dari Nur Muhammaddiciptakan akal, pengetahuan, cahaya, nyawa,jasad, ruh, dan dari bahagian kempat ini jugadiciptakan semua malaikat termasuk Jibril, Mikail,Israfil, Izrail, juga tujuh petala bumi tujuh petalalangit seisinya dan diantara lapisan-lapisannya.Maka malaikat dan ruh-ruh suci yang selalubertasbih di Arasy Allah di Baitul Makmur. Limapuluhribu tahun sebelum diciptakan bumi langit seisinyaterlebih dulu diciptakan Arasy Baitul Makmurbeserta isinya dan di tiang-tiang Arasy tertulisribuan kalimah puji-pujian dan Asma Allah yang


selalu dibaca oleh para penghuni Arasy, kalimahsuci yang pertama kali ditulis oleh Al-Qalamdiatas lembaran Lauhil Mahfuz adalah"Bismillahirrahmanirrahim" kemudian "La ilahaillallah" dankemudian surat yang pertama kali muncul di alamjagat raya adalah surat Al-Fatihah lalu munculsurat Al-Ikhlas dan surat Yasin, juga kalimah puji-pujian di tiang-tiang Arasy.Wallahu'allam...

BISMILLAHIN NURI NURUN'ALA NURINI

BISMILLAHIN NURI NURUN’ALA NURINI

Inilah risalah singkat menjelaskan tentang martabat7 (tujuh). Karena Martabat 7 (tujuh) itulah tahkiknyapaham Ma’rifat atau sempuna bagi Aulia Allahyang semuanya mempunyai keramat besar dalamsejarah Mazhab Ahlul Sunnah Waljama’ah yang 4(empat).Adapun yang mula mula menyusun martabat 7(tujuh) itu ialah SYEH AHMAD KUSASI BINMUHAMMAD AL MADANI WALI KUTUB RABBANIRIJALUL CHAID yang masyur itu. Kemudianditeruskan lagi oleh murid muridnya yang bernamaSYEH ABDURRAUB, SYEH MUHAMMAD SEMANdan lain lainnya yang semuanya berderajat WaliKutubburrabani.Adapun marabat 7 (tuju) itu adalah berdasakanhokum AKLI dan NAKLI, untuk memahami Rahasiakebesaran Nabi kita Muhammad SAW yangsebenar benarnya karena himpunan segala rahasiaAllah itu adalah terhimpun pada Wujud diri Nabikita yang bernama denan Muhammad itu dankezahiran Nabi kita itu menurut kezahiran manusiabiasa denan beribu berbapak dan sebagainya.Adapun arti martabat itu ialah tingkatan kezahiranrahasia Allah Ta’ala dan bersusun.Martabat AHDIAHMartabat WAHDAHMartabat WAHIDIYAHMartabat ALAM ARWAHMartabat ALAM MISALMartabat ALAM ZASAMMartabat ALAM INSYAN.

PENJELASAN SATU PERSATU.1. MARTABAT AHDIAHMartabat Ahdiah bermakna Keesaan danhukumnya LAA TA’AIN. Artinya tiada ada sesuatuwujud yang terdahulu adanya, oleh karena ituhanya dinamakan “AL HAQ” artinya KeesaanKemempurnaan Semata mata.Seperti Hadis Nabi SAW “ WAKA HALLAHUWALASYIUM MA’AHU”Artinya Adalah Allah itu Maha Esa dan tiada adalainnya sertanya.Maka martabat Ahdiah itu bukanlah berma’nabahwa ada sesuatu wujud yang terdahulu adanyadari pada Nur Muhammad atau wujud yang maujudadanya Nur Muhammad, tetapi adalah untukmenolak adanya Itikad yang menetapkan bahwaada lagi suatu wujud yang meng ujudkan NurMuhammad. Jadi jelasnya martabat 7 ya’niMartabat Ahdiah itu adalah berma’na pengakuankepada Ke Esahaan, Kebesaran danKesempurnaan Nur Muhammad itu semata-mata.Oleh karena itu Martabat yang sebenar benarnyaadalah 6 (enam) saja. Dan bukan 7 (tujuh), sejalan
dengan ayat “FII SIT TATIAIYA MINSUMMASTAWA’ALAL ‘ARSII” artinyaKesempurnaan kejadian semesta alam adalahdidalam 6 (enam) masa.Kemudian sempurnalah kebesaran Allah padakejadian ARASY yang Maha …..itu, menurut hadissahih “bahwa yang masa yang terakhir yakni yangkejadian sempurnalah kejadian Nabi Adam,dengan ditempatkan diatas muka bumi.Adapun hakikat ARASY yang sebenarnya menurutpaham Ma’rifat yang tahkik adalah terkandungpada isyarat isyarat huruf Nabi Adam itu sendiri,ialah Alif dan Dal itu mengisyaratkan kepada“AHMAD” dan “MIM” itu mengisyaratkan pada“MUHAMMAD”.Oleh karena itu pada hakikatnya kezahiran NabiAdam itu adalah menjadi Wasilah Ja’ani menjadijalan bagi kezahiran kebesaran Nabi kita yangbernama Muhammad itu sendiri.Didalam tafsir yang ma’I’tisar kebesaran Nabi kitayang bernama Muhammad itu telah berwujud suatusinar yang sangat menakjubkan pada nabi danrasul rasul yang terdahulu dan bahkan 

kebesaranitulah yang telah menjadi MU’JIZAD bagi Nabi nabiterdahulu, maka kebesaran itulah diisyaratkandengan “ANNUR” didalam AL QUR’AN, danANNUR itu bukanlah berma’na cahaya, tetapaiberma’na Keluasan, Kesempurnaan yang tiadaterbatas dan tiada terhingga,2. MARTABAT WAHDAH.Adapun Martabat Wahdah berma’na wujud yangawal yang tiada ada permulaannya dan hukumnya“TA’INUL AWWALU” artinya wujud yang terdahuluadanya dari pada segala wujud yang lainnya, lagitiada ada permulaannya. Itulah yang dinamakanHAIYUN AWWALU”, HAIYUN AZALI, HAIYUNIZZATI, HAIYUN HAKIKI, yakni bersifat HAIYUNyang sebenar benarnya QADIM yang NAFSIAH,SALBIAH, MA’ANI dan MANAWIAH, ZALAL,ZAMAL, QAHAR, KAMAL, itulah hakikat kebesaranNabi kita itu yang bernama Muhammad RasulullahSallahu’alaihi Wasallam.Maka Kandungan nama Muhammad itulah yangdinakaman dengan Wahdah. Yang menjadi jumlahdan himpunan “AF’AL, ASMA, SIFAT, adapun Zadhanyalah bagi MA’LUM YA’NI SENDIRINYA.ILLAH tidak lain, dan dinamakanHAWIYYATUL’ALAMI” artinya Sumber segalakejadian semesta ala mini, dan dinamakanHADRATUS SARIZ artinya kebesaran yangdipandang pada tiap tiap yang maujud pada alamini, itulah yang diisyaratkan dalam Al Qur’an“NURUN’ALA NURIN” artinya Nur yang sangatdibesarkan pada semesta ala mini, yakni Nur yanghidup dan maujud pada tiap yang hidup sekalianala mini atau Nur yang hidup dan menghidupkan.Kebesaran hakikat Muhammad itulah yangsebenarnya dipuji dengan kalimah ALHAMDUkarena kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMADitulah yang diisyaratkan oleh kalimah ALHAMDU

itu, yakni ALIF berma’na ALHAQ artinya KEESAAN,KEBESARAN NUR MUHAMMAD tajallinya ROHbagi kita. “LAM LATIFUM” artinya KesempurnaanNur Muhammad” tajallinya NAFAS bagi kita, “HA”HAMIDUN artinya Kesempurnaan Berkat NurMuhammad tajallinya : HATI, AKAL, NAFSUPENGLIHAT, PENDENGAR, PENCIUM,PENGRASA, dan sebagainya bagi kita.“MIM “ MAJIDUN” artinya Kesempurnaan Safa’atNur Muhammad tajallinya bagi kita : IMAN, ISLAM,ILMU, HIKMAH, dan sebagainya.“DAL” DARUSSALAMI” artinya KesempurnaanNikmat Nur Muhammad, tajallinya bagi kita :KULIT, BULU, DAGING, URAT, TULANG, OTAK,SUMSUM.Maka itu adalah tajallinya bagi diri yang bathin,adapun tajalli bagi diri yang zahir adalah “ALIF”bagi kita,“LAM” dua tangan bagi kita,“HA” badan bagi kita, “MIM” Pinggang bagi kitadan“DAL” dua kaki bagi kita.Itulah yang diesakan dengan “ASYAHADU” yakni :“ALIF” ALHAQ artinya Yang diEsaka dan yangdibesarkan.“SYIN SYUHUDUL HAQ “ artinya Yang diakuibersifat Ketuhanan dengan sebenar benarnya.“”HA” HADIYAN MUHDIYAN ILAL HAQ “ artinyaYang menjadi Petunjuk selain menunjuki kepadajalan/Agama yang Hak.“DAL” DAIYAN ILAL HAQ artinya Selalumenyerukan atau yang selalu memberi Peringatankepada Agama yang Hak.“ALHAMDU” berma’na “ALHAYATUMUHAMMADU” artinya Kesempurnaan Tajalli NurMuhammad.Pahamnya ialah “ADAM” adalah nama adapt ataunama syari’at atau nama hakikat, atau namakebesaran bagi kesempurnaan tajalli NURMUHAMMAD. Dan MUHAMMAD adalah namakeesaan yang menghimpunkan akan nama Adam,dan nama Allah.Pada bahasa atau ilmu bahasa Arab “ADAM” itu

damirnya “HU” dan MUHAMMAD itu damirnya“HU” dan ALLAH itu damirnya “HU”.Pada ma’na Syari’at “HU” itu berma’na DiaSeorang Laki-laki, dan padaMa’na Hakikat adalah jumlah yang banyak rupawujudnya, tetapi pada ma’na Hakikat “HU” ituadalah “Esa” tiada berbilang bilang. Itulah isyaratAl Qur’an “HUWAL HAYYUN QAOYYUM” yangHAIYUN awal tiada ada permulaannya“WAHUWAL’ALI YIL’AZIM” yang bersifat dengasifat sifat kesempurnaan lagi maha besar.“HUAR RAHMANURRAHIM” yang bersifat rahmandan rahim.“HUWARABBUL ‘ABSIL KARIM” yang memilikiArasy yang Maha Mulia, Arasy itu ada namakemuliaan Diri Nabi Kita itu yang sebenarbenarnya, tetapi juga menjadi nama Majazi bagisesuatu tempat, atau suatu alam Ghaib yangdimuliakan adanya, sama halnya seperti JIBRIL,MIKAIL, IZRAFIL, ISMA’IL, NUHAIL, SURAIL.Menurut tafsir yang me’I’tibar semuanya denganbahasa Suryani atau bahasa Arab di zaman Pura,yang bernama ABDULLAH maka yang …ABDULLAH itu adalah Nabi kita yang bernamaMUHAMMAD itu sendiri.Maka oleh karena itu didalam ayat “ISRA’” Nabikita itu bernama ABDULLAH menunjukkan namaMUHAMMAD itu adalah juga Penghulu sekalianmalaikat dan kebesaran nama MUHAMMAD itulahyang sebenar benarnya yang diisyaratkan oleh AlQuran dengan huruf huruf yang tidak dapatditentukan atau dihinggakan namanya, karenabersangatan luas kandungannya mulai dari ALIF,LAM sampai NUR ada 29 tempat. Jadi semuanyanama-nama yang mulia, dilangit dan dibumi ituadalah nama kemuliaan dan kesempurnaan tajalliNUR MUHAMMAD itu semata-mata, dan menjadinama Majazi pada tiap tiap Wujud yangdimuliakan pada ala mini.Itulah isyarat Al Qur’an “WAHUAL LAZI PISSAMAILLAHUW WAFIL ANDHI ILLAHUN” dan dialahyang sebenar benarnya memiliki sifat sifatKetuhanan yakni sifat kesempurnaan yang adadilangit dan sifat sifat kesempurnaan yang ada di

bumi, dan ayat “LAHUL ASMA’UL HUSNA” artinyahanyalah dia yang sebenar benarnya memilikinama nama yang mulia dan yang terpuji yang telahmaujud pada semesta alam ini.Tetapi karena adab Syari’at dihukumkan yangharam haram yang najis najis seperti Anjing danBabi dan sebagainya yang tidak layak kecuali bagiMALUM pada majelis mengajar dan belajar, yangboleh membicarakan masalah tersebut diatas.Yang ke 3 (tiga) berkata ASYSYEH BURHANUDDINARRUMI pernah berkata yang maksudnya “bahwahakikat kebesaran Nur Muhammad itumenghimpunkan 4 (empat) macam alam, danhakikat alam itu hanya 4 (empat) macam sajahimpunannya ialah :Alam HASUT ialah alam yang terhampar langit danbumi dan segala isinya dan bagi kita HASUT ituialah seluruh jasad, Kulit, Daging, Otak, Sumsum,Urat, Tulang.Alam MALAKUT ialah alam ghaib bagi malaikatmalaikat, dan bagi kita malaku itu ialah Hati, Akal,Nafsu, Nafas, Penglihat, Pendengar, Pencium,Pengrasa dan sebagainya.Alam JABARUT ialah alam ghaib bagi Arasy, Kursi,Lum Mahpus, Syurga, Neraga dan sebagainya danbagi kita Alam Jabarut itu ialah Roh, Ilmu, Hikmah,Fadilat, Hasanah dan sebagainya, dari padasegala sifat yang mulia dan terpuji.Alam LAHUT ialah alam ghaibbagi kebesaran NurMuhammad dan bagi kita alam Lahut itu ialahBathin tempat Rahasia, Iman, Islam, Tauhid danMa’rifat, maka ke 4 (empat) macam alam ituadalah semuanya wujud kesempurnaan tajalli NurMuhammad, dan 4 (empat) macam alam itu lagiterhimpun kepada kebenaran wujud diri Rasulullahyang bernama INSANUL KAMIL. Dan menjadiberkah dan FAIDURRABBANI yakni kelebihan yangharus bagi tiap tiap Mu’min yang ahli Tahkik,karena mereka itu adalah “WADA SYATULAMBIYA” yakni mewarisi kebenaran bathin nabinabi dan rasul rasul dan mu’min yang tahkik itulahyang dinamakan Aulia Allah, tetapi mu’min itutiada mengetahui bahwa dirinya adalah Aulia yangsebenarnya.

HAKEKAT SYAHADAT

Assalamu'alaikum wr wb...
Bismillah....

SYAHADAT ITU ADALAH MENAIKI TEMPAT YANG SANGAT TINGGI .
MAKNA SYAHADAT DI DALAM ILMU TAREKAT ADALAH :
“ ASYHADUALLA ILAHA ILLALLAH ”
( NAIK SAKSI AKU , BAHWASAN NYA RUH DAN JASADKU TIADA
LAIN MELAINKAN WUJUD KESEMPURNAAN TAJALI NYA NUR
MUHAMMAD SEMATA - MATA ) .
“ WA ASYHADUANNA MUHAMMADARRASULULLAH ”
( DAN NAIK SAKSI AKU , BAHWA HANYA MUHAMMAD RASULULLAH
ITU TIADA LAIN MELAINKAN WUJUD KEBENARAN TAJALI NYA NUR
MUHAMMAD YANG SEBENAR - BENAR NYA .

DAN WUJUD KEBESARAN NUR MUHAMMAD ITU SENDIRI ADALAH :
LAA = TIADA
ILLA = AKU
HAILLA = SELAIN
ALLAH = AKU

MAKA JADILAH YANG DI SEBUT KESEMPURNAAN MUSYAHADAH ,
MURAKABAH DAN MUSYAFAHAH , ADALAH KE ESAAN PADA DIRI
SAAT KELUAR MASUK NYA NAFAS .
SABDA NABI MUHAMMAD SAW. :
“ Mamtalabal maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida ”
( Barang siapa mengenal Allah Ta’ala diluar dari pada mengenal
hakikat dirinya sendiri., maka sesungguhnya adalah ia sesat yang
bersangat sesat ) .

KARNA HAKEKAT DIRI SEBENAR DIRI , BAIK ROHANI MAUPUN
JASMANI ALAM NYATA MAUPUN ALAM GHAIB TIADA LAIN
ADALAH WUJUD KE SEMPURNAAN TAJALI NUR MUHAMMAD
SEMATA - MATA .

FIRMAN ALLAH DI DALAM AL-QURAN :
“ Wakulli hamdulillah sayurikum aayaatihi faakhiru naha ”
( Dan ucapkanlah puji bagi Allah karena sangat nampak bagi kamu
pada wujud diri kami itu sendiri, akan tanda tanda kebesaran
Allah Ta’ala, supaya kamu dapat mengenalnya ) .

ISYARAT PERKATAN 4 SAHABAT UTAMA :
Saidina Abu Bakar Siddik r.a.
Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran
Allah semata mata DAHULUNYA .
Umar bin Khattab r.a
Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran
Allah Ta’ala semata-mata KEMUDIANNYA .
Usman bin Affan r.a
Tidak aku lihat pada wujud sesuatuhanyalah aku lihat kebesaran
Allah Ta’ala semata-mata BESERTANYA .
Ali bin Abi Talib r.a
Tidak Aku lihat pada wujud sesuatu hanyalah aku lihat kebesaran
Allah Ta’ala semata-mata MAUJUD PADANYA .

BAHWA SESUNGGUH NYA MUHAMMAD ITU ADA DUA MA'NA :
1- MUHAMMAD QADIM AZALI =
DIRI MUHAMMAD YANG TIDAK MENGENAL MATI UNTUK
SELAMA - LAMA NYA ( KEKAL ) .
2- MUHAMMAD BIN ABDULLAH =
MUHAMMAD INSANUL KAMIL YANG MENGENAL MATI .
NAMUN JASAD NYA TIADA RUSAK SELAMA - LAMA NYA DI MAKAN
BUMI ( JASAD QADIM IDHOFI ) . BEGITU PULA DENGAN JASAD NYA
PARA WALI - WALI ALLAH .
“ Innallaha azza wajalla harrama alal ardhi aiya kulla azsadal ambiya”
“Bahwasanya Allah Ta’ala yang maha tinggi telah mengharamkan
akan bumi menghancurkan jasad para nabi nabi " .

DAN BAHWA MUHAMMAD ITU ADALAH HAKEKAT ROHANI YANG SEBENAR NYA , DIALAH YANG QADIM AZALI , QADIM IZZATI DAN
QADIM HAKIKI , INILAH MAKNA NAMA YANG DI RAHASIAKAN
ALLAH SWT. YANG MENJADI KE ESAAN DALAM KESEMPURNAAN
SIFAT YANG 99 ( ASMAUL HUSNA ) .
Jalannya kebesaran wujud Roh Nabi kita itulah yang diisyaratkan oleh
kalimah “Huallah” jadi makna Muhammad itu Tahkiknya adalah
“Ainul Hayyat” yakni wujud sifat yang hidup dan yang menghidupkan.
Maka itu juga yang diisyaratkan dengan kalimah “Laa illaha illallah”
dan yang dibesarkan dengan kalimah “Allahu Akbar” dan yang dipuji
dengan kalimah “Subbhanallah walhamdulillah” dan sebagainya lagi.
Itu juga yang dipuji dengan “ALHAQ QULHAQ” oleh seluruh
malaikat-malaikat Mukarrabin.

Semoga bermanfaat ....